Kamis, 25 Oktober 2018

Persahabatan

 Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Artikel ini memusatkan perhatian pada pemahaman yang khas dalam hubungan antar pribadi. Dalam pengertian ini, istilah "persahabatan" menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, penghargaandan afeksi. Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seringkali hingga pada altruisme. selera mereka biasanya serupa dan mungkin saling bertemu, dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka.



Nilai yang terdapat dalam persahabatan seringkali apa yang dihasilkan ketika seorang sahabat memperlihatkan secara konsisten:
Seringkali ada anggapan bahwa sahabat sejati sanggup mengungkapkan perasaan-perasaan yang terdalam, yang mungkin tidak dapat diungkapkan, kecuali dalam keadaan-keadaan yang sangat sulit, ketika mereka datang untuk menolong. Dibandingkan dengan hubungan pribadi, persahabatan dianggap lebih dekat daripada sekadar kenalan, meskipun dalam persahabatan atau hubungan antar kenalan terdapat tingkat keintiman yang berbeda-beda. Bagi banyak orang, persahabatan dan hubungan antar kenalan terdapat dalam kontinum yang sama.

Rabu, 24 Oktober 2018

Pengertian ilmu kimia dan Sejarah kimia

     Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang komposisi, struktur, sifat dan perubahan dari suatu zat. Ilmu ini akan erat kaitannya dengan permasalahan-permasalahan sifat suatu unsur dan atom, bagaiaman pembentukan suatu senyawa, bagaimana atom berikatan satu sama lainnya, apa kegunaan dari suatu material, bagaimana reaksi yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia.

     Oleh karena luasnya bahasan yang termasuk dalam ruang lingkup kimia, maka para ahli menyebut ilmu kimia sebagai “central science” atau pusat dari ilmu pengetahuan. Ilmu kimia merupakan dasar ilmu yang dapat menjembatani semua ilmu pengetahuan alam, seperti biologi, fisika, geologi bahkan astronomi.

     Secara epistimologi bahasa, definisi dari ilmu kimia yang besal dari kata bahasa arab “alkemi” yang bermakna seni menyepuh logam dan mineral. Jadi ilmu kimia ini merupakan ilmu yang telah dikembangkan di daerah arab kuno jauh sebelum peradaban di eropa menjadi maju.

     Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya kita sering berhubungan dengan ilmu kimia. Lebih spesifik lagi, kita telah melakukan kontak langsung dengan bahan-bahan kimia baik itu yang alami maupun bahan yang buatan.


Pengertian Ilmu Kimia Menurut Para Ahli


Menurut Brady ( 1994 : 3 )
     Pengertan Ilmu Kimia adalah sebuah ilmu mengenal bahan kimia.
Bahan kimia bukanlah zat abstrak yang perlu ditakuti oleh manusia biasa.
Bahan ini mencakup benda yang ada di sekitar kita. Selanjutnya ilmu kimia dapat didefinisikan sebagai ilmu murni yang mempelajari bahan-bahan yang ada di alam semesta, interaksi diantaranya dan perubahan energy yang berhubungan atau disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan alam.

Agung Nugroho Catur Saputro & Irwan Nugraha, ( 2008)
    Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang meliputi struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertainya.

Irfan Anshory (2000: 3)
    Pengertian ilmu kimia menurut Irfan Anshory adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari struktur materi, sifat-sifat materi, perubahan suatu materi menjadi materi lain, serta energy yang menyertai perubahan materi.

Sejarah Ilmu Kimia

Sekitar abad ke-4 sebelum masehi, para ahli filsafat Yunani kuno seperti Demokritus, Aristoteles, dan Plato mulai memikirkan hakekat materi. Demokritus berpendapat bahwa materi tersusun atas partikel-partikel kecil yang tidak dapat dibelah lagi, dan dinamakan denga "atom". sedangkan Aristoteles berpendapat, bahwa materi terdiri atas empat jenis unsur, yaitu unsur tanah, unsur air, unsur udara, unsur api. pada dasarnya pendapat yang dikemukakan oleh Demokrkitus dan Aristoteles atau para ahli filsafat lainnya tentang hakekat materi tersebut tidak didasari oleh hasil eksperimen, akan tetapi baru sebatas pemikiran yang berdasarkan logika atau dugaan semata. 
Di sekitar abad pertengahan masehi, kajian tentang materi mulai menemui titik terang, pasalnya seorang ilmuwan Arab yang bernama Jabir Ibnu Hayan (700-778) berhasil menemukan “Alkimia”, (alkimia mempunyai arti perubahan materi). Alkimia inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal lahirnya ilmu kimia, sehingga Jabir Ibnu Hayan dianggap sebagai “Bapak Kimia Klasik”.
Alkimia menjadi pusat perhatian ilmuwan-ilmuwan Eropa, seperti Joseph Black, Henry Cavendish, Joseph Priestley, dan George Ernst Stahl. Para ilmuwan tersebut kemudian melakukan penelitian-penelitian dan menghasilkan penemuan-penemuan baru di bidang kimia yang sifatnya maish terpisah dari diri sendiri. Pada abad ke-18 ilmuwan Perancis yang bernama Antonie Laurent Lavoisier (1743-1794) berhasil menggabungkan semua penemuan baru di bidang kimia yang terpisah dan berdiri sendiri tersebut menjadi suatu kesatuan, yaitu dengan membuat kerangka dasar kimia yang berdasarkan hasil-hasil penelitian para ilmuwan sebelumnya. Atas jasanya tersebut, Lavoisier dianggap telah memberikan sumbangan terbesar terhadap pengembangan ilmu kimia modern, sehingga Lavoisier dijulki “Bapak Kimia Modern”.
Sebelum Lavoisier berhasil membuat kerangka dasar kimia, maka para ilmuwan saat itu mempercayai teori flogiston yang didasarkan pada percobaan Joseph Priestley (reaksi pemanasan oksidasi raksa). Reaksi pemanasan padatan oksida raksa yang dilakukan oleh Priestley tersebut menghasilkan air raksa dan gas tidak berwarna di atasnya. Setelah ditimbang, massa raksa lebih kecil daripada massa oksida raksa sebelum pemanasan. Priestley menyebutkan gas tak berwarna tersebut dengan sebutan flogiston. Akan tetapi Lavoisier tidak mempercayai adanya gas flogiston.Menurut Lavoisier yang dimaksud dengan flogiston itu adalah gas oksigen. Untuk membuktikan dugaan tersebut, maka Lavoisier mengulang percobaan Priestley dengan menimbang massa oksida raksa sebelum reaksi dan setelah reaksi pemanasan secara teliti menggunakan timbangan yang sensitif. Seprti halnya Priestley, Lavoisier juga menemukan adanya pengurangan massa oksida raksa setelah pemanasan. Menurut Lavoisier ketika dipanaskan, oksida raksa menghasilkan gas oksigen sehingga massanya akan berkurang. Lavoisier juga membuktikan kebalikannya. Jika sebuah logam dipanaskan di udara, massanya akan bertambah sesuai dengan jumlah oksigen yang diambil dari udara. Kesimpulan Lavoisier ini dikenal dengan nama Hukum Kekekalan Massa. Hukum kekekalan massa Lavoisier tersebut berbunyi “massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”.
Lavoisier menuliskan gagasan-gagasan dan pendapat-pendapatnya dalam sebuah buku yang berjudul traite Elementaire de Chime (pokok-pokok Dasar Ilmu Kimia), dan dipublikasikan pada tahun 1789. Buku tersebut juga memuat pendapat Lavoisier mengenai unsur kimia. Menurut Lavoisier unsur kimia adalah zat yang tidak padat diuraikan lagi menjadi zat yang lebih sederhana. Berdasarkan hal tersebut, Lalvoisier membuat daftar 33 zat yang termasuk unsur.
 Sejak Lavoisier menemukan hukum kekekalan massa tersebut, maka gugurlah teori flogiston yang telah dipercaya oleh para ilmuwan selama ratusan tahun, dan pada perkembangan selanjutnya ilmu kimia mengalami perkembangan yang sangat pesat, dan akhirnya menjelma menjadi sebuah ilmu pengetahuan alam (natural science) yang secara khusus berisi kajian tentang perubahan materi dan energi yang terlibat dalam perubahan materi. 

Perkembangan Teknologi

 Perkembangan teknologi sekarang ini telah banyak menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Banyak hal dari sektor kehidupan yang telah menggunakan keberadaan dari teknologi itu sendiri. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Demikian halnya dengan teknologi komunikasi yang merupakan peralatan perangkat keras dalam struktur organisasi yang mengandung nilai sosial yang memungkinkan individu untuk mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi (menurut Rogers,1986). 

        Semakin berkembang nya zaman, semakin banyak pula teknologi yang canggih. perkembangan zaman dahulu kala Perlu kamu ketahui bahwa sekalipun belum mengenal tulisan manusia purba sudah mengembangkan kebudayaan dan teknologi. Teknologi waktu itu bermula dari teknologi bebatuan yang digunakan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan. Dalam praktiknya paralatan atau teknologi bebatuan tersebut dapat berfungsi serba guna. Pada tahap paling awal alat yang digunakan masih bersifat kebetulan dan seadanya serta bersifat trial dan eror. Mula – mula mereka hanya menggunakan benda – benda dari alam terutama batu. Teknologi bebatuan pada zaman ini berkembang dalam kurun waktu yang begitu panjang. Oleh karena itu, pad ahli kemudian membagi kebudayaan zaman batu di era pra-aksara ini menjadi beberapa zaman atau tahap perkembangan. Dalam buku R. Soekmono, Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia I, dijelaskan bahwa kebudayaan zaman batu ini dibagi menjadi tiga, yaitu, Paleotikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum serta zaman logam yaitu perunggu dan besi

       Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetaktelepon, danInternet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.
Teknologi dapat dilihat dari pembuatan alat-alat pada masa itu. Terlebih lagi teknologi tersebut terlihat pada masa penggunaan alat-alat dari logam. Hal ini disebabkan karena teknik yang digunakan untuk membuat alat-alat dari logam tersebut diadopsi dari teknik membuat logam di daratan Cina; Logam digunakan sebab penggunaan alat bercocok tanam dari logam lebih efisien selain itu memiliki nilai artistik yang lebih tinggi jika dibandingkan alat-alat dari batu.
Adapun cara pembuatannya ada dua teknik, yaitu :
1.      Teknik bivolve, yaitu cetakan yang terdiri dari dua bagian, kemudian diikat dan ke dalam rongga dalam cetakan itu dituangkan perunggu cair. Cetakan tersebut kemudian
dilepas dan jadilah barang yang dicetak.
2.      Teknik a cire perdue (membuat model benda dari lilin). Benda yang akan dicetak
dibuat dari lilin atau sejenisnya, kemudian dibungkus dengan tanah liat yang diberi
lubang. Setelah itu dibakar, maka lilin akan meleleh. Rongga bekas lilin tersebut diisi
dengan cairan perunggu; sesudah dingin perunggu membeku dan tanah liat dibuang maka jadilah barang yang dicetak
Manusia merupakan mahluk yang terus berkembang baik secara fisik maupun pemikirannya. Perkembangan yang dialami bukan sebatas pada perkembangan individu, tetapi juga pada ranah perkembangan sosial yang disebut dengan ‘zaman’. Begitu pula dalam sektor ekonomi dan bisnis yang juga mengalami perkembangan yang cukup bervariasi dalam hal pembangunannya.
Pada saat pendorong ekonomi telah menjadi modern, konsumsi yang dilakukan masyarakat menjadi berkembang dari yang awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan, menjadi memenuhi keinginan. Misalkan jika dahulu seseorang hanya makan untuk bertahan hidup, tetapi saat ini orang juga memperhatikan dari sisi gaya hidup seperti brand restoran, suasana, rasa, dan lain sebagainya

Korupsi

    Korupsi atau rasuah (bahasa corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk,rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupunpegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidaklegal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak[1].

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
  • perbuatan melawan hukum,
  • penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
  • memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
  • merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, namun bukan semuanya, adalah

  • memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),
  • penggelapan dalam jabatan,
  • pemerasan dalam jabatan,
  • ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara), dan
  • menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara)
  • Dampak negatif

  •  Demokrasi

  •    Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidak-seimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.

     Ekonomi

       Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor private, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan risiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Walaupun ada yang menyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi, konsensus yang baru muncul berkesimpulan bahwa ketersediaan sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru. Dimana korupsi menyebabkan inflasi ongkos niaga, korupsi juga mengacaukan "lapangan perniagaan". Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien.
Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sektor publik dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana sogokan dan upah tersedia lebih banyak. Pejabat mungkin menambah kompleksitas proyek masyarakat untuk menyembunyikan praktik korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan. Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; dan menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.

Ilmu Farmasi

 Farmasi berasal dari kata “PHARMACON”  yang berarti obat atau racun. Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan , pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, informasi obat dan distribusi obat.
Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang berkembang di Yunani, Timur- Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya ilmu “ilmu pengobatan” di miliki oleh orang tertentu secar turun temurun dari keluarganya. Di Yunani sendiri yang sering di anggap sebagai Tabib adalah pendeta. Dalam legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa pengobatan menugaskan Hygieia untuk meracik campuran obat yang ia buat. Oleh masyarakat Inggris Hygieia  disebut sebagi Apoteker (Inggris : Apothecary). Sedangkan di Mesir di mesir di bagi dalam dua pekerjaan, yaitu : yang mengunjungi orang sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat.
Buku tentang bahan obat2an pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM, kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah kedokteran di Yunani. Salah seorang muridnya adalah Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada tataran etik yang tinggi. Ilmu farmasi secara perlahan berkembang. Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh para ilmuawan Arab menyebar luas sampai ke Eropa.

Ilmuwan- ilmuwan yang berjasa dalam perkembangan farmasi dan kedokteran adalah :

- Hipocrates (460-370), adalah dokter Yunani yang memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Dan Hipocrates disebut sebagai Bapak Ilmu Kedokteran

- Dioscorides (abad ke-1 setelah Masehi), adalah ahli botani Yunani, merupakan orang pertama yang menggunakan tumbuh- tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan. Karyanya De Materia Medica. Obat-obatan yang dibuatnya yaitu Aspiridium, Opium, Ergot, Hyosyamus dan Cinnamon.
- Galen (130-200 setelah Masehi), adalah dokter dan ahli farmasi bangsa Yunani. Karyanya dalam ilmu kedokteran dan obat-obatan yang berasal dari alam, formula dan sediaan farmasi yaitu Farmasi Galenika.

- Philipus Aureulus Theopratus Bombatus Van Hohenheim (1493-1541 setelah masehi), Adalah seorang dokter dan ahli kimia dari Swiss yang menyebut dirinya Paracelcus , sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan farmasi, menyiapkan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia sebagai obat internal.

        Ilmu farmasi baru menjadi ilmu pengetahuan yang sesungguhnya pada abad XVII di Perancis. Pada tahun 1797 telah berdiri sekolah farmasi yang pertama di perancis dan buku tentang farmasi mulai diterbitkan dalam beberapa bentuk antara lain buku pelajaran, majalah, Farmakope maupun komentar. Kemajuan di Perancis ini diikuti oleh negara Eropa yang lain, misalnya Italia, Inggris, Jerman, dan lain-lain. Di Amerika sekolah farmasi pertama berdiri pada tahun 1821 di Philadelphia.

      Jika kita berbicara tentang spesifikasi ilmu, bidang ilmu farmasi dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu: farmasi komunitas, farmasi klinik, farmasi industri dan farmasi regulatori (pendidikan dll). Keempat bidang ini memiliki spesifikasi tersendiri.
Farmasi komunitas yang dimaksud sering kita identikkan dengan kata “apoteker”. Perannya yang spesifik adalah bersentuhan langsung dengan pasien untuk menyerahkan obat (dispending) dan memberikan informasi dan edukasi yang benar tentang obat. Posisinya adalah sebagai rekan kerja dokter. Namun, baru-baru ini seperti kita tahu bahwa dokter sedang berusaha untuk mereformasi sistem dispensing (penyerahan) obat. Tak bisa kita sangkal juga bahwa pelayanan apoteker memang sangat kurang. Dalam hal ini yang patut mendapat sorotan utama bukanlah sistemnya, namun orang-orang yang berada dalam sistem tersebut.
Bidang farmasi industri dan regulatori bergerak pada pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi di bidang kefarmasian. Sepintas memang bidang ini seolah-olah hampir sama dengan bidang yang ditekuni oleh para ahli kimia. Namun tetap saja peran farmasi industri tidak dapat digantikan oleh para ahli kimia, karena dalam penelitian dan pengembangan obat dibutuhkan juga ilmu yang spesifik (misalnya farmakokinetik dll) dan ilmu ini idak dipelajari oleh sarjana yang lain.